1. Jurnal (kembali)
2. Alat dan Bahan (kembali)
Op Amp 1458
Resistor
Vsine
Vsource
Osiloskop
Voltmeter DC
VCC
Ground
3. Rangkaian Simulasi (kembali)
4. Prinsip Kerja Rangkaian (kembali)
Rangkaian tersebut merupakan
rangkaian Non-inverting amplifier. Pada rangkaian ini digunakan resistor
sebesar 10k ohm pada RI dan pada RF nantinya di set ke 2 kondisi nilai
resistansinya yaitu 35k ohm dan 70k ohm,Op-amp1458 dan tegangan input Vin -3V.
Prinsip kerja Rangkain diatas yaitu input dimasukkan pada kaki input
non-inverting op-amp sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input
tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan feedback(RF) dan
hambatan input(RI). Penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input
non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa
dengan tegangan inputnya.Pada rangkaian diatas dapat dilihat bahwa tegangan
inputnya bernilai -3 V dihubungkan dengan kaki Non-inverting op-amp(+).Output
nya diteruskan ke RF dan masuk kembali ke op-amp sebagai input tegangan
feedback sehingga terjadi penguatan.Besar tegangan output dari rangkaian ini
diperkuat sehingga outputnya menghasilkan keluaran -10V karena tegangan
saturasinya 12V.
5. Video Rangkaian (kembali)
6. Analisa (kembali)
1. Jelaskan prinsip kerja
dari rangkaian non inverting
Jawab:
Non-Inverting Amplifier merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Non-inverting amplifier dapat dibangun menggunakan Op-Amp. Rangkain Non-Inverting Amplifier ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) bernilai sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm. Contoh rangkaian dasar Non-Inverting Amplifier menggunakan operasional amplifier (Op-Amp).
2. Apa pengaruh vin terhadap
vout pada rangkaian non inverting
Jawab:
Vin berbanding lurus
terhadap Vout. Dimana semakin besar Vin maka Vout semakin besar dan ketika Vin
kecil maka Vout juga semakin kecil. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
pembalik polaritas dari Vin menjadi Vout. Semakin besar nilai +Vin maka semakin
besar juga +Vout nya dan begitupun sebaliknya.
3. Jelaskan pengaruh dari +V
saturasi dan -Vsaturasi pada tegangan output yang dihasilkan?
Jawab:
Nilai dari Vsaturasi ini
memberikan batasan maksimum bagi output yang dihasilkan. Sehingga ketika nilai
output yang dihasilkan melebihi dari nilai V saturasi maka tegangan input akan
dipotong nilainya sesuai batasan maksimal yang telah ditentukan. Pada percobaan
pengaruh Vsaturasi ini contoh pada percobaan terlihat pada saat Rin dan Rf yang
digunakan adalah 10kO dan 35 kO, yang artinya penguatan yang terjadi adalah 4.5x
kali Vin. Jadi ketika tegangan input yang diberikan adalah sebesar -3V maka
seharusnya tegangan outputnya adalah -10.5V. Namun karena kita memberikan
batasan output pada Vsaturasi yaitu sebesar +12V dan -12V, pada percobaan
diperoleh Vout yang dihasilkan yaitu 10V. Yang artinya tegangan outputnya
terpotong sebesar 0.5V. Disini terlihat bahwa dengan tegangan saturasi sebesar
12V dan -12V, tegangan output maksimal yang dapat dihasilkan hanyalah 10V dan
-10V.
4. Bagaimana turunan rumus
Vout dari rangkaian non Inverting
Jawab:
Untuk memulai analisis rangkaian penguat non-inverting, terapkan hukum Kirchoff arus pada titik cabang A dan asumsi I+ = I- = 0, sehingga gambar rangkaian penguat non-inverting menjadi seperti Gambar 3.
Persamaan 1
𝐼𝑓 = 𝐼g
Persamaan 3
Dengan menyederhanakan persamaan (3), dapat diperoleh persamaan tegangan keluaran dari penguat non-inverting:
Persamaan 4
Jika penguatan merupakan perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan, maka dari persamaan (4) dapat diperoleh penguatan dari penguat non-inverting yaitu:
Persamaan 5
Contoh Soal
Diketahui sebuah inputan sensor suhu LM35 = 300 mV, besarnya nilai Rf = 1k, Rg =100 ohm, berapakah nilai Vout dan gainnya?
7. Download File (kembali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar